Pada satu hari yang saya lupa kapan tanggalnya, ketika kami kumpul secara tidak sengaja terbersit keinginan untuk suatu saat liburan ke Bandung. Saya tentukan tanggalnya, tentu saja secepatnya, haha. Namun banyak diantara teman-teman yang tidak bisa, pada akhirnya saya serahkan kepada mereka untuk menentukan kapan kita pergi.
Sore itu, di kampus ungu kebanggan kami, saya bertemu Bos Jack. Perawakannya mirip penyanyi Tulus yang lagi naik daun. Dia bilang, “gimana kalo tanggal 24? Kebetulan tanggal 25 tanggal merah.”. Saya iyakan saja, karena memang diantara kami, blio-lah yang paling banyak memiliki acara “manggung”.
Semua keperluan segera di urus. Termasuk keperluan yang paling mendasar, ‘siapa saja yang bakalan ikut?’. Agaknya pertanyaan itu memang sedikit gila. Merencanakan liburan, tempat sudah fix, bahkan tanggal-pun sudah ada, namun orang-orangnya belum ada, hahaha.
Untungnya itu hal yang tidak sulit bagi kami. Karena kami memang bergabung di satu organisasi yang sama di kampus. Kami ajak beberapa orang teman, tentu saja kami cari setidaknya satu orang lagi yang bisa nyetir. Maka dapatlah: Fierhan, Dedy, Decky. Maka total 6 orang termasuk saya dan satu lagi teman saya: Erwin. Kami memang sengaja hanya cari total 6 orang, mengingat rencananya kami akan berangkat menggunakan mobil.
Kamis, 24 Maret 2016 :
Pukul 18.00 WIB
Hujan turun lumayan deras, Dedy dan Decky sudah berada di kamar kost saya. Menunggu kedatangan mobil dan beberapa anggota yang belum datang.
Pukul 20.15 WIB
Rombongan datang, bersama mobil Grand Livina warna putih dari hasil sewa di tempat rental. Kami langsung segera masuk mobil dan berangkat.
15 menit berjalan, si supir yang di piloti oleh Bos Jack belum tahu kita akan lewat mana, keren kan? Fierhan nyeletuk, lewat pantura saja, soalnya jalur selatan jalan banyak yang rusak. Segera saya buka GPS dan set jalur, oke jalur set!
Jumat, 25 Maret 2016 :
Pukul 01.25 WIB dinihari
Kami berhenti sejenak di SPBU untuk mampir ngopi sekaligus isi BBM. Si Erwin buka bagasi belakang, dan welhadalhah! dia melihat bumper belakang mobil penyok! Dan..semua berasumsi kalo itu penyok baru. Sepanjang perjalanan kita ketar-ketir. Biaya servis berapa???
Pukul 05.25 WIB
Akhirnya kami sampai..sampai masjid di pinggir jalan di kota sebelum Sumedang, entah lupa apa namanya. Kami mampir untuk sholat shubuh dan istirahat sejenak. Sekaligus makan soto, kebetulan di depan masjid ada yang jualan soto. Itu pertama kalinya saya makan soto khas Jawa Barat. Dan satu sendok pertama yang saya rasakan, beda! Ya, warnanya kuning kaya opor, dan rasanya hambar. Beda sekali dengan soto Jawa Tengah ada Jogja, apalagi Soto Kudus. Dan saya-pun baru sadar, kalau disana sudah masuk area bahasa Sunda. Dan kampretnya bedagang ngomong bahasa Sunda meskipun saya sudah bilang pake Bahasa Indonesia Bu.
Pukul 08.00 WIB
Akhirnya kami sampai di kota Bandung!! Semua mata yang di dalam mobil terpana dan terpukau. Ternyata benar, cewek Bandung bening2 gan! Ini serius. Dan tujuan pertama pemberhentian kami tak lain tak tidak bukan adalah, basement masjid Agung Bandung. Ini adalah satu-satunya tempat yang direkomendasikan teman kami untuk parkir mobil dan sekaligus bisa mandi. Kebetulan hari itu memang hari Jumat, kami sekalian menunggu waktu untuk Sholat Jumat. Kami naik ke atas basement, dan..oh ini yang namanya Masjid Raya Bandung yang fotonya sering mejeng di sosmed itu. Taman depan masjid yang ijo itu dibuat main bola oleh anak2, ada yang lagi selfie, ada yang lagi jualan cireng. Rame sekali kala itu, saya lupa jika hari itu adalah tanggal merah, pantes rame.
Pukul 13.45 WIB
Setelah sholat Jumat sambil merem2 karena gak kuat nahan kantuk, akhirnya it’s time to makan. Kami turun di basement, nyari2 tempat makan yang ada colokan biar bisa nge-charge HP. HP kami gak ada yang baterainya lebih dari 30% gan. Teman2 pada makan nasi goreng, and sorry tidak bagi saya. Bukan karena nggak enak, namun ini tentang prinsip. Tiap saya mengunjungi kota yang jarang saya sambangi, saya harus makan makanan yang tidak ada di daerah saya. Ya, saya pilh Seblak. Makanan yang isinya ada kerupuk tanpa di goreng, dan anehnya, rasanya enak, hahaaa.
Pukul 14.00 WIB
Perut sudah terisi, dan selanjutnya adalah pesan custom jeans. Ya, jika Anda belum tahu, sebetulnya tujuan utama saya ke Bandung adalah untuk pesan celana Jeans custom. Lha piye, saya nyari2 celana jeans yang pas dengan ukuran kaki saya itu sulitnya minta ampun dan tak terampuni!
Dan bada fase ini, perjalanan kami di komandani oleh Bung Jidad alias Fierhan. Dia satu-satunya orang yang pernah kesini diantara kita, dan dia tahu dimana tempat pesan celana jeans, hemmm. Di Pasar Baru tepatnya saya pesan celana tersebut. Saya minta jika sudah selesai dikirim via kurir saja.
Pukul 15.04 WIB
Bang Jack mulai gundah, moodnya hilang katanya, karena trip kala itu tidak sesuai dengan ekspektasi. Namun moodnya kembali datang ketika kita menyusuri Jalan Asia Afrika. Dan ini adalah foto pertama kami di Jalan Asia Afrika:
foto
Kami berjalan-jalan menyusuri Jalan Asia Afrika sampai ujung.
foto
Dan ujung jalan kami adalah di Jalan Braga
foto
Setelah banyak tanya dengan Bapak Parkir disana, kami memutuskan untuk ke Dago dengan naik angkutan kota. Saya lupa warna angkutannya, hijau kayanya deh. Dan itu adalah pertama kalinya saya naik angkutan di Kota Bandung. Berjalan menyusuri jalanan kota Bandung yang ramai namun adem dan bersih. Dan saat itu adalah salah satu kesempatan kami untuk melihat-lihat wajah Kota Bandung selain alun-alunnya. Saya lihat kantor walikota, taman2, dan benar memang, Bandung bersih dan asri. Tak salah kota ini mendapat salah satu kota terbersih di dunia.
Kita sampai Dago, ongkos angkot 5000 rupiah. Kita turun dan tadaaa!! kita salah turun. Nggak ada apa-apa disini, haha. Namun tunggu dulu, berkat salah turun inilah saya bisa lihat suasana Bandung agak dalam. Bangunan rumah, cafe, warung, tata ruang, sangat berbeda dengan kota saya Kudus ataupun Yogya. Disini tertata, dan ada nilai seni bin vintage di tiap bangunannya. Dalam hati “suatu saat saya ingin tinggal di Bandung”.
Perjalanan di kota Bandung kami akhiri dengan naik angkot balik lagi ke alun-alun. Angkot yang kami tumpangi di masuki oleh penumpang cewek, and welhahdalhah…hambok pelis sudah berapa puluh kali saya bilang subhanallah disini. Ceweknya geulis semua euy. Bahkan mahmud (panggilan utk mama beranak satu yang masih kenceng) pun masih aduhai semwahaii..no comment!
Sekitar 30 menit perjalanan kami dari Dago ke Alun-Alun kota. Turun di angkot kita disambut dengan gerimisnya Bandung sore itu.
Adzan maghrib berkumandang, kami sholat jamaah di Masjid Agung. setelah itu lanjut ke tujuan selanjutnya, yakni Cibaduyut.
Pukul 20.45 WIB
Berkat macet yang naudzubillah setan, kami baru sampai di Cibaduyut. Agaknya kami kurang beruntung, karna kala itu hujan cukup deras, jalan tergenang, dan kampret toko sudah pada tutup. Kami mampir makan, namun nampaknya hal tersebut tidak berlaku bagi sang Supir Bang Jack. Timbunan lemak di perutnya rupanya cukup membantu dia untuk beradaptasi di kelaparan. Blio tidur di dalam mobil.
Sepulang darisana, saya tak beli apapun. Karena tidak ada yang sesuai dengan selera. Si Dedy masih kebingungan, karena boneka titipan calon pacarnya belum juga ketemu, haha. Saya khawatir jika calon pacarnya ngambek, bisa makin kurus dia. Berbeda dengan Decky dan Erwin, mereka sudah memborong se-onggok Peuyeum.
Pukul 22.15 WIB
Kami putuskan untuk pulang ke Yogyakarta, karena orangtua Fierhan akan datang besuk sabtu siang. Kali ini kami lewat jalur selatan, dan apa yang dikatakan berita di televisi kemarin sore benar rupanya. Kabupaten Bandung dan sekitarnya banjir tak bisa dihindari.
foto
Pukul 08.00 WIB
Akhirnya kami masuk Daerah Istimewa Yogyakarta. Mampir dulu ke Soto Kadipiro.